Bangsa Yang Percaya
(Bacaan : Mazmur 78 : 1-16)
Sebagai umat yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, memberi makan tubuh Rohani kita adalah hal yang wajib dilakukan. “….dibelah-Nya laut, di seberangkan-Nya mereka; didirikan-Nya air sebagai bendungan..” (ay. 13) Tatkala seseorang diperhadapkan dengan masalah berat, umumnya ada dua macam reaksi. Ada yang positif dan ada yang negative. Yang bereaksi positif akan berkata : “Mungkin ada maksud Tuhan di balik semua ini atau tidak mungkin Tuhan tutup mata.” Sedangkan yang bereaksi negative akan berkata : “Mengapa Tuhan membiarkan semua ini terjadi?” bila kita jujur, dua model reaksi ini pasti ada juga dalam hidup kita bukan? Bila pikiran negative sudah menguasai hati, yang ada tinggal kebingungan, tawar hati, takut, bimbang dan kuatir.
Di saat posisi Rohani lagi merosot seperti ini, pasti semuanya menjadi terasa mustahil dan mustahil. Demikianlah kira-kira perasaan hati bangsa Israel Ketika berada dalam tekanan di Mesir. Di luar dugaan mereka, kesejahteraan dan ketenangan di Mesir Bersama Yusuf, berganti setelah Firaun yang baru berkuasa. Ada saatnya umat-Nya, perlu diuji sejauh mana Tingkat kepercayaannya. Dalam keadaan tertindas, mereka mulai mengerti perlunya pertolongan Tuhan. Maka Tuhan mengutus Musa menghadap Firaun, agar bangsa Israel dibiarkan pergi dari Mesir. Firaun bersikeras, walaupun telah di hukum dengan berbagai-bagai tulah, sampai akhirnya ia terpaksa mengijinkan. Namun tak disangka, ia pun berusaha mengejar karena pikirannya berubah, Ketika mendengar umat Israel benar-benar mau keluar dari tanahnya. Lalu disinilah umat-Nya itu menjadi ketakutan, seolah-olah tidak ada harapan lagi. Benarlah bhwa manusia memang sulit mengerti jalan-jalan dan rancangan Tuhan. Di saat-saat terjepi dan terhimpit, iman dan harapan seolah-olah menjadi buntu. Ini adalah saat-saat yang kadang-kadang membuat orang meragukan kehadiran Tuhan.
Mereka begitu mudah tawar hati dan gampang sekali mencari jalan pintas, karena nampaknya Tuhan tidak dapat meolong. Seorang ibu pernah mengakui, pada waktu suaminya sakit berat, ada begitu banyak bisikan agar membawa suaminya ke dukun atau orang pintar. Tetapi ia tetap berprinsip, tidak mungkin Tuhan membiarkan. Maka dengan kemurahan Tuhan, suaminya dapat disembuhkan. Kalaupun suaminya tidak sembuh, ia tetap percaya pada Tuhan. Prinsip kebenaran dalam 1 Kointus 10 : 13 sangat jelas, bahwa ada jalan keluar bagi mereka yang percaya.
Sama halnya dengan Musa sebagai pemimpin Israel, beroleh keyakinan bhwa Tuhan pasti memberi jalan keluar yang terbaik bagi umat-Nya. Buktinya? Laut Teberau terbuka, dan mereka selamat. Berdoalah untuk para pemimpin bangsa, agar takut akan Tuhan dan tidak terjebak mencari jalan pintas, yang dapat mengakibatkan keadaan lebih fatal. Bila para pemimpin mengenal kebenaran sejati di dalam Kristus, maka bangs aini akan terus mengandalkan Tuhan, demikianpun semua warga negaranya. Inspirasi : sebagai warga negara, saya mau berperan serta dalam membimbing banyak orang agar mereka percaya dan mengandalkan Tuhan yang berkuasa melakukan segala sesuatu. Doa : Tuhan, ajar kami menjadi umat yang taat dan setia kepada-Mu. Amin
Bangsa Yang Percaya
(Bacaan : Mazmur 78 : 1-16)
Sebagai umat yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, memberi makan tubuh Rohani kita adalah hal yang wajib dilakukan. “….dibelah-Nya laut, di seberangkan-Nya mereka; didirikan-Nya air sebagai bendungan..” (ay. 13) Tatkala seseorang diperhadapkan dengan masalah berat, umumnya ada dua macam reaksi. Ada yang positif dan ada yang negative. Yang bereaksi positif akan berkata : “Mungkin ada maksud Tuhan di balik semua ini atau tidak mungkin Tuhan tutup mata.” Sedangkan yang bereaksi negative akan berkata : “Mengapa Tuhan membiarkan semua ini terjadi?” bila kita jujur, dua model reaksi ini pasti ada juga dalam hidup kita bukan? Bila pikiran negative sudah menguasai hati, yang ada tinggal kebingungan, tawar hati, takut, bimbang dan kuatir.
Di saat posisi Rohani lagi merosot seperti ini, pasti semuanya menjadi terasa mustahil dan mustahil. Demikianlah kira-kira perasaan hati bangsa Israel Ketika berada dalam tekanan di Mesir. Di luar dugaan mereka, kesejahteraan dan ketenangan di Mesir Bersama Yusuf, berganti setelah Firaun yang baru berkuasa. Ada saatnya umat-Nya, perlu diuji sejauh mana Tingkat kepercayaannya. Dalam keadaan tertindas, mereka mulai mengerti perlunya pertolongan Tuhan. Maka Tuhan mengutus Musa menghadap Firaun, agar bangsa Israel dibiarkan pergi dari Mesir. Firaun bersikeras, walaupun telah di hukum dengan berbagai-bagai tulah, sampai akhirnya ia terpaksa mengijinkan. Namun tak disangka, ia pun berusaha mengejar karena pikirannya berubah, Ketika mendengar umat Israel benar-benar mau keluar dari tanahnya. Lalu disinilah umat-Nya itu menjadi ketakutan, seolah-olah tidak ada harapan lagi. Benarlah bhwa manusia memang sulit mengerti jalan-jalan dan rancangan Tuhan. Di saat-saat terjepi dan terhimpit, iman dan harapan seolah-olah menjadi buntu. Ini adalah saat-saat yang kadang-kadang membuat orang meragukan kehadiran Tuhan.
Mereka begitu mudah tawar hati dan gampang sekali mencari jalan pintas, karena nampaknya Tuhan tidak dapat meolong. Seorang ibu pernah mengakui, pada waktu suaminya sakit berat, ada begitu banyak bisikan agar membawa suaminya ke dukun atau orang pintar. Tetapi ia tetap berprinsip, tidak mungkin Tuhan membiarkan. Maka dengan kemurahan Tuhan, suaminya dapat disembuhkan. Kalaupun suaminya tidak sembuh, ia tetap percaya pada Tuhan. Prinsip kebenaran dalam 1 Kointus 10 : 13 sangat jelas, bahwa ada jalan keluar bagi mereka yang percaya.
Sama halnya dengan Musa sebagai pemimpin Israel, beroleh keyakinan bhwa Tuhan pasti memberi jalan keluar yang terbaik bagi umat-Nya. Buktinya? Laut Teberau terbuka, dan mereka selamat. Berdoalah untuk para pemimpin bangsa, agar takut akan Tuhan dan tidak terjebak mencari jalan pintas, yang dapat mengakibatkan keadaan lebih fatal. Bila para pemimpin mengenal kebenaran sejati di dalam Kristus, maka bangs aini akan terus mengandalkan Tuhan, demikianpun semua warga negaranya. Inspirasi : sebagai warga negara, saya mau berperan serta dalam membimbing banyak orang agar mereka percaya dan mengandalkan Tuhan yang berkuasa melakukan segala sesuatu.
Doa : Tuhan, ajar kami menjadi umat yang taat dan setia kepada-Mu. Amin