Sejarah Gereja
Cikal bakal Jemaat GMIT Karmel Fautululi berasaldari Jemaat GMIT Pniel Oebobo, namun ada beberapa pergumulan yang berjalan bersamaan dengan pelayanan di Jemaat Pniel Oebobo (khususnya WPJ IX, X, dan XI), yaitu:
- Wilayah pelayananJemaat Pniel Oebobo sangat luas, yakni mencakup 19 Wilayah Pelayanan Jemaat (WPJ).
- Pelayanan Ibadat Rumah Tangga tidak dapat terjangkau dengan baik bagi sejumlah anggota jemaat dan keluarga.
- Munculnya penyakit sosial (kenakalan remaja/pemuda) yang mendiami Wilayah Pelayanan Jemaat (WPJ) IX, X, XI mulai tahun pelayanan 1996, yang sering membuat keonaran terhadap masyarakat pada umumnya dan secara khusus dalam tiga wilayah pelayanan dimaksud.
Dengan tiga pergumulan dasar di atas, maka sesuai Keputusan Majelis Jemaat Pniel Oebobo No. 03/SK/MJ-GMIT/2001, tanggal 27 April 2001 tentang Program Pelayanan Majelis Jemaat Tahun Pelayanan 2001/2002. Salah satu program dari keputusan tersebut adalah mendirikan Pos Pelayanan I di wilayah Oepoi dan Pos Pelayanan II Jemaat Pniel Oebobo di Fatululi.
Pada tanggal 28 Agustus 2003 dilakukan Pengresmian Pos Pelayanan II Jemaat Pniel Oebobo berlokasi di Jalan Shoping Centre Gang I RT/RW: 012/005 Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.
Penahbisan dan PemandirianPos Pelayanan II Jemaat Pniel Oebobo, dilaksanakan pada hari Minggu, 24 Juli 2005 dipimpin oleh Pdt. Messakh J. Karmany, S.Th (Sekretaris Majelis Sinode GMIT). Dalam kebaktian tersebut sebutan Pos Pelayanan Jemaat Pniel Oebobo II dirubah dan/atau ditingkatkan statusnya dengan nama Jemaat/Gereja KARMEL Fatululi.
Dengan demikian, Jemaat Karmel Fatululi mandiri dari Jemaat Pniel Oebobo, dan Wilayah Pelayanan Jemaat IX berubah menjadi WPJ I, Wilayah Pelayanan Jemaat X berubah menjadi WPJ II, dan Wilayah Pelayanan Jemaat XIberubah menjadi WPJ III.
Visi Gereja
“Menjadi Jemaat yang bertumbuh secara holistic dan inovatif”.
Misi Gereja
1. Meningkatan ikatan persaudaraan antar jemaat berdasarkan pola pelayan Kristus yang lebih merangkul yang lemah
2. Meningkatkan pola hidup pelayan dan jemaat yang menyaksikan kemuliaan Tuhan melalui karya nyata
3. Mendorng taraf hidup jemaat dari apa yang ada pada jemaat
4. Mengembangkan model-model ibadah yang kreatif dan inovatif
5. Meningkatakan tata kelola pelayanan yang lebih responsif dan akuntabel.